Tuesday, 10 Sep 2024

Senyawa yang Ditemukan dalam Makanan Populer Terkait dengan Tekanan Darah Tinggi

RisalahPos
4 Aug 2024 00:45
4 minutes reading

Sebuah studi dari Universitas Nagoya menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan dengan kadar telurium tinggi, produk sampingan dari aktivitas industri, berkorelasi dengan tekanan darah tinggi. Pemantauan dan pengelolaan asupan telurium dalam makanan dapat membantu mengurangi risiko hipertensi secara global. Kredit: Reiko Matsushita

Sebuah studi terkini menunjukkan bahwa kadar telurium yang lebih tinggi dalam makanan, yang berasal dari pertambangan dan manufaktur, dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah, meskipun makanan yang mengandung telurium tinggi seperti sereal dan kacang-kacangan tidak secara langsung menyebabkan hipertensi. Para peneliti menekankan pentingnya memantau telurium dalam makanan secara global, mengingat perannya yang potensial sebagai faktor risiko hipertensi.

Kemungkinan terkena tekanan darah tinggi (hipertensi) meningkat seiring dengan meningkatnya kadar telurium, kontaminan yang berasal dari aktivitas pertambangan dan manufaktur yang dapat masuk ke dalam makanan. Peningkatan pemantauan kadar telurium dalam makanan tertentu dapat membantu mengurangi kejadian tekanan darah tinggi pada populasi umum. Sebuah studi yang menyelidiki hubungan antara paparan telurium dan hipertensi diterbitkan dalam jurnal Lingkungan Internasional.

Penelitian ini dipimpin oleh Universitas Nagoya di Jepang. Menurut Takumi Kagawa, salah satu peneliti yang terlibat dalam penelitian ini, temuan tersebut signifikan karena mengindikasikan bahwa paparan telurium dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan merupakan faktor yang paling signifikan dalam peningkatan kadar telurium dalam urin, dibandingkan dengan faktor gaya hidup lainnya, seperti merokok dan status kerja, serta faktor fisiologis, seperti usia dan jenis kelamin. Asupan makanan, yang merupakan aspek penting dari gaya hidup kita, berperan signifikan dalam peningkatan konsentrasi telurium dalam urin.”

Di Jepang, sereal dan kacang-kacangan, yang diwakili oleh beras dan natto (kacang kedelai yang difermentasi), merupakan pilihan makanan yang populer. Makanan ini mengandung banyak nutrisi penting, seperti karbohidrat berkualitas tinggi, vitamin, dan mineral, yang mendukung kesehatan seseorang.

Sumber Telurium dari Makanan

Namun, telurium, metaloid langka, juga dapat hadir dalam makanan ini. Aktivitas pertambangan dan manufaktur melepaskan debu, abu, dan terak, yang bertanggung jawab atas keberadaan telurium di tanah. Dalam kasus tertentu, telurium dapat berpindah dari tanah ke tanaman pangan, seperti sereal, wortel, dan bawang putih. Akibatnya, orang terpapar telurium melalui makanan.

Studi yang dilakukan oleh Profesor Masashi Kato, Takumi Kagawa, dan rekan-rekan mereka melibatkan 2.592 orang dewasa Jepang. Studi tersebut mengungkap bahwa kadar telurium yang lebih tinggi dalam urin dikaitkan dengan tekanan darah yang lebih tinggi dan lebih sering terjadi hipertensi. Hasilnya sama pada tikus dan manusia.

“Kami memberikan telurium kepada tikus dalam jumlah yang setara dengan yang mungkin dikonsumsi manusia setiap hari dan mengamati peningkatan tekanan darah,” jelas Tomoko Misawa, penulis utama penelitian tersebut. “Ketika kami menghentikan paparan, tekanan darah dan kadar telurium dalam urin mereka menurun. Hasil ini menunjukkan hubungan langsung antara paparan telurium dan peningkatan tekanan darah, yang mengonfirmasi temuan pada manusia.”

Dampak Konsumsi Serealia dan Kacang-kacangan

Profesor Kato dan timnya juga mempelajari makanan yang meningkatkan kadar telurium dalam urin. Mereka menemukan bahwa konsumsi sereal dan kacang-kacangan menyebabkan kadar telurium yang tinggi, tetapi pengujian lebih lanjut tidak menunjukkan hubungan langsung dengan tingkat tekanan darah tinggi.

“Kami menemukan bahwa meskipun kadar telurium dalam urin meningkat, asupan sereal/kacang-kacangan tidak secara langsung meningkatkan risiko hipertensi,” kata Takumi Kagawa. “Sereal/kacang-kacangan mungkin mengandung banyak nutrisi beragam yang dapat mengurangi risiko hipertensi meskipun kadar teluriumnya tinggi. Namun, mengingat bahwa paparan telurium yang meningkat merupakan faktor risiko laten untuk hipertensi dan makanan berkontribusi terhadap hubungan ini, pemantauan kadar telurium yang cermat dan berkelanjutan dalam setiap makanan mungkin sangat penting.”

“Kadar telurium dalam urin dalam penelitian ini sebanding dengan kadar pada populasi umum di negara lain,” kata Profesor Kato, “Hasil kami menunjukkan peningkatan potensi risiko hipertensi akibat paparan telurium mungkin berlaku pada populasi umum di seluruh dunia.”

Referensi: “Peningkatan kadar telurium urin merupakan potensi risiko peningkatan tekanan darah pada manusia dan tikus” oleh Tomoko Misawa, Takumi Kagawa, Nobutaka Ohgami, Akira Tazaki, Shoko Ohnuma, Hisao Naito, Dijie Chen, Yishuo Gu, Takashi Tamura, Kenji Wakai, Kimitoshi Nishiwaki dan Masashi Kato, 12 Mei 2024, Lingkungan Internasional.
DOI: 10.1016/j.envint.2024.108735



RisalahPos.com Network

# PARTNERSHIP

RajaBackLink.com Banner BlogPartner Backlink.co.id Seedbacklink