TEPI BARAT, (PIC)
Gerakan Hamas berduka atas meninggalnya Sheikh Mustafa Muhammad Abu Arra, yang telah mati syahid di dalam penjara pendudukan Israel.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, Hamas mengatakan bahwa kesyahidan tokoh Hamas, Sheikh Abu Arra, merupakan kejahatan pembunuhan pengecut baru, yang menambah catatan kriminal Israel terhadap tahanan Palestina.
Hamas mengutuk eskalasi kebijakan Israel berupa pengabaian medis dan perlakuan tidak manusiawi yang dilakukan terhadap tahanan Palestina, sejalan dengan keputusan terbaru pemerintah pendudukan Israel yang menyerukan lebih banyak kekerasan terhadap mereka, dan berjanji akan melanjutkan upayanya untuk membebaskan semua tahanan.
Sheikh Abu Arra, 63, dari kota Aqaba dekat Tubas, mati syahid setelah dipindahkan dari Penjara Rimon ke Rumah Sakit Soroka, karena kesehatannya memburuk akibat kelalaian medis yang sistematis.
Sementara itu, Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina dan Masyarakat Tahanan Palestina mengonfirmasi berita tentang mati syahidnya Abu Arra, yang ditahan dalam tahanan administratif.
Abu Arra yang memiliki tujuh orang anak telah beberapa kali ditangkap sejak tahun 1990 dan menghabiskan total 12 tahun di tahanan. Ia adalah salah satu orang yang dideportasi ke Marj al-Zuhur di Lebanon Selatan pada tahun 1992.
Penangkapan terakhirnya adalah pada tanggal 30 Oktober tahun lalu. Sejak saat itu, ia mengalami penyiksaan dan kelaparan bersama para tahanan lainnya, serta menderita kejahatan medis, yang menjadi alasan utama kemartirannya.
Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina dan Masyarakat Tahanan Palestina menganggap administrasi penjara pendudukan Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas kesyahidan Abu Arra, dan menyatakan keprihatinan mendalam atas nasib lebih dari 9.700 tahanan Palestina di penjara Israel, dengan mencatat bahwa jumlah ini tidak mencakup semua tahanan dari Gaza.
Kementerian Tahanan dan Mantan Tahanan mengutuk pembunuhan Abu Arra oleh pendudukan Israel, dengan mencatat bahwa kesyahidannya menambah jumlah tahanan yang mati syahid karena penyiksaan dan kelalaian medis di dalam penjara Israel sejak dimulainya perang genosida di Gaza, menjadi lebih dari 55 martir termasuk lebih dari 38 tahanan dari Jalur Gaza.