Wednesday, 12 Feb 2025

Ilmuwan Menemukan Cadangan Karbon Tanah Bawah Tanah yang Sangat Besar

RisalahPos
19 Apr 2024 13:10
4 minutes reading

Solum bagian atas (epipedon molik) berwarna gelap karena banyaknya bahan organik yang menumpuk, sedangkan solum bagian bawah (horizon kalsifikasi) berwarna keputihan karena adanya kalsium karbonat. Jenis tanahnya adalah Calcic Molli-Ustic Cambosols menurut Taksonomi Tanah Cina. Kredit: Zhang Ganlin

Karbon tanah biasanya mengacu pada komponen organik, yang disebut karbon organik tanah (SOC). Namun, ada juga komponen anorganik yang disebut karbon anorganik tanah (SIC), yang seringkali terdiri dari zat seperti kalsium karbonat. SIC umumnya terakumulasi di daerah gersang dan kurang subur, sehingga banyak orang yang menganggap SIC tidak penting.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Sainspeneliti yang dipimpin oleh Prof. Huang Yuanyuan dari Institut Ilmu Geografis dan Penelitian Sumber Daya Alam dari Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS) dan Prof. Zhang Ganlin dari Institut Ilmu Tanah CAS, bersama dengan kolaborator, telah menghitung simpanan global dari SIC, menantang pandangan lama ini.

Para peneliti menemukan 2,305 miliar ton karbon tersimpan sebagai SIC di dua meter teratas tanah di seluruh dunia, yang berarti lima kali lipat jumlah karbon yang ditemukan di seluruh vegetasi dunia jika digabungkan. Kumpulan karbon tanah yang tersembunyi ini bisa menjadi kunci untuk memahami bagaimana karbon berpindah ke seluruh dunia.

Kerentanan Lingkungan SIC

“Tetapi ada satu hal yang perlu diperhatikan: Sumber karbon yang sangat besar ini rentan terhadap perubahan lingkungan, terutama pengasaman tanah. Asam melarutkan kalsium karbonat dan mengeluarkannya baik sebagai gas karbon dioksida atau langsung ke dalam air,” kata Prof. Huang.

“Banyak wilayah di negara-negara seperti Tiongkok dan India mengalami pengasaman tanah akibat aktivitas industri dan pertanian yang intensif. Tanpa tindakan perbaikan dan praktik tanah yang lebih baik, dunia kemungkinan besar akan menghadapi gangguan SIC dalam tiga puluh tahun ke depan,” tambahnya.

Gangguan terhadap SIC yang terakumulasi sepanjang sejarah bumi mempunyai dampak besar terhadap kesehatan tanah. Gangguan ini membahayakan kemampuan tanah untuk menetralkan keasaman, mengatur tingkat unsur hara, mendorong pertumbuhan tanaman, dan menstabilkan karbon organik. Pada dasarnya, SIC memainkan peran ganda yang penting dalam menyimpan karbon dan mendukung fungsi ekosistem yang bergantung padanya.

Hilangnya Karbon dan Perlunya Inklusi dalam Strategi Iklim

Para peneliti mengungkapkan bahwa sekitar 1,13 miliar ton karbon anorganik hilang dari tanah ke perairan pedalaman setiap tahunnya. Kehilangan ini mempunyai implikasi yang besar namun sering diabaikan terhadap transportasi karbon antara daratan, atmosfer, air tawar, dan lautan.

Meskipun masyarakat telah menyadari pentingnya tanah sebagai bagian mendasar dari solusi berbasis alam untuk memerangi perubahan iklim, sebagian besar fokusnya tertuju pada SOC. Kini jelas bahwa karbon anorganik patut mendapat perhatian yang sama.

Studi ini menggarisbawahi pentingnya memasukkan karbon anorganik ke dalam strategi mitigasi perubahan iklim sebagai upaya tambahan untuk mempertahankan dan meningkatkan penyerapan karbon. Program internasional seperti “inisiatif 4 per mille,” yang bertujuan untuk meningkatkan (sebagian besar) SOC sebesar 0,4% per tahun, juga harus mempertimbangkan peran penting karbon anorganik dalam mencapai tujuan pengelolaan tanah berkelanjutan dan mitigasi iklim.

Dengan memperluas pemahaman tentang dinamika karbon tanah dengan memasukkan karbon organik dan anorganik, para peneliti berharap dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk menjaga kesehatan tanah, meningkatkan jasa ekosistem, dan mitigasi perubahan iklim.

Referensi: “Ukuran, distribusi, dan kerentanan karbon anorganik tanah global” oleh Yuanyuan Huang, Xiaodong Song, Ying-Ping Wang, Josep G. Canadell, Yiqi Luo, Philippe Ciais, Anping Chen, Songbai Hong, Yugang Wang, Feng Tao , Wei Li, Yiming Xu, Reza Mirzaeitalarposhti, Heba Elbasiouny, Igor Savin, Dmitry Shchepashchenko, Raphael A. Viscarra Rossel, Daniel S. Goll, Jinfeng Chang, Benjamin Z. Houlton, Huayong Wu, Fei Yang, Xiaoming Feng, Yongzhe Chen, Yu Liu, Shuli Niu dan Gan-Lin Zhang, 11 April 2024, Sains.
DOI: 10.1126/science.adi7918



RisalahPos.com Network