Monday, 09 Dec 2024

Haneyya memperingatkan pembantaian besar-besaran Israel jika invasi terjadi di Rafah

RisalahPos
21 Apr 2024 11:38
2 minutes reading

ANKARA, (gambar)

Kepala biro politik Hamas Ismail Haneyya telah memperingatkan rencana tentara pendudukan Israel untuk menyerang Rafah di selatan Jalur Gaza, dan menekankan bahwa langkah seperti itu akan menyebabkan pembantaian besar-besaran di wilayah tersebut.

“Sangat jelas bahwa musuh Israel mempunyai keputusan untuk melanggar setiap titik, setiap tempat dan setiap kota di Gaza, apalagi mereka telah membicarakan Rafah selama berbulan-bulan,” kata Haneyya kepada kantor berita Anadolu saat wawancara dengannya pada hari Sabtu.

Sehubungan dengan posisi Washington mengenai niat Israel untuk menyerang Rafah, Haneyya menggambarkan posisi AS dalam hal ini sebagai “menipu.” “Mereka (Amerika) berbicara tentang perlunya melihat rencana untuk menghindari kerugian terhadap warga sipil (di Rafah), tapi ini hanyalah tipuan.”

“Semua warga sipil yang menjadi martir di Gaza dibunuh oleh senjata dan rudal Amerika dan dengan kedok politik Amerika,” Haneyya menekankan.

“Ketika Washington berdiri di Dewan Keamanan dan menggunakan hak vetonya untuk menentang resolusi gencatan senjata – apa maksudnya? Hal ini berarti bahwa AS memberikan perlindungan penuh atas berlanjutnya pembunuhan dan pembantaian di Gaza, dan ketika Washington mengambil keputusan veto kemarin terhadap langkah yang menyerukan pengakuan Palestina sebagai negara anggota penuh di PBB, ini berarti AS mengambil posisi Israel dan adalah pihak yang menentang hak-hak rakyat Palestina,” kata pemimpin Hamas itu.

“Oleh karena itu, kita tidak terjerumus ke dalam jebakan ini – jebakan penipuan atau yang disebut pertukaran peran antara Amerika dan Israel. Kami memperingatkan agar tidak menyerang Rafah karena hal ini akan menyebabkan pembantaian besar-besaran terhadap warga kami,” tambahnya.

Haneyya meminta Mesir, Turki, Qatar, negara-negara Eropa dan pihak terkait lainnya untuk mengambil tindakan guna mencegah rezim pendudukan Israel menginvasi Rafah, menghentikan agresi terhadap penduduk dan memaksa Israel menarik pasukannya dari Gaza.

Namun, dia menekankan bahwa “jika tentara Israel memutuskan untuk memasuki Rafah, maka rakyat Palestina kami tidak akan mengibarkan bendera putih dan perlawanan mereka di Rafah juga siap untuk mempertahankan dan melindungi diri mereka sendiri dan rakyatnya serta menghadapi agresi.”



RisalahPos.com Network