Para peneliti di Pusat Kesehatan Universitas McGill menemukan bahwa vaksin tuberkulosis lama, BCG, juga melindungi terhadap influenza A, yang menunjukkan potensi pertahanan virus yang lebih luas, termasuk COVID-19. Terobosan ini secara signifikan dapat mempengaruhi pengembangan vaksin di masa depan.
Saat musim flu Kanada bertabrakan dengan rekor kasus strep A dan sedang berlangsung COVID 19 kekhawatiran, sebuah studi baru menyoroti pemahaman kita tentang respons imun pernafasan. Para peneliti dari Institut Penelitian Pusat Kesehatan Universitas McGill (RI-MUHC) telah menemukan aspek mengejutkan tentang vaksin tuberkulosis yang berusia satu abad, Bacillus Calmette Guérin (BCG).
Penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal Imunologi Alammengungkap mekanisme yang sebelumnya tidak diketahui yang memperluas perlindungan vaksin untuk memerangi influenza A virus—jenis flu yang paling umum.
Implikasinya terhadap Pengembangan Vaksin
“Interaksi kekebalan yang terlibat di sini dapat ‘melatih’ paru-paru, yang sering terpapar agen infeksius di lingkungan. Jika kita dapat memetakan jalur kekebalan protektif yang ada di paru-paru, hal ini akan merevolusi pendekatan konseptual dan klinis kita dalam mengembangkan vaksin melawan infeksi, termasuk virus pernapasan yang muncul,” jelas penulis utama Maziar Divangahi, ahli imunologi paru, ilmuwan senior di RI. -MUHC, dan Profesor Kedokteran di McGill University.
Penemuan ini membuka jalan bagi penelitian di masa depan untuk menilai apakah BCG dapat digunakan untuk mencegah munculnya virus lain. Khususnya, penelitian tentang perlindungan vaksin terhadap COVID-19 membuahkan hasil yang menjanjikan.
Referensi: “Imunisasi BCG menginduksi sel T memori efektor CX3CR1hi untuk memberikan perlindungan silang melalui imunitas terlatih yang dimediasi IFN-γ” oleh Kim A. Tran, Erwan Pernet, Mina Sadeghi, Jeffrey Downey, Julia Chronopoulos, Elizabeth Lapshina, Oscar Tsai, Eva Kaufmann, Jun Ding dan Maziar Divangahi, 15 Januari 2024, Imunologi Alam.
DOI: 10.1038/s41590-023-01739-z