Sunday, 19 Jan 2025

Situs Kedutaan Besar AS di Rusia Dinonaktifkan Setelah Peringatan Samar-samar tentang Ancaman Teroris

RisalahPos
8 Mar 2024 08:55
2 minutes reading

Pesan kesalahan di situs kedutaan besar AS di Rusia pada hari Kamis setelah mengeluarkan peringatan tentang potensi serangan teror.
Tangkapan layar: Departemen Luar Negeri AS

Kedutaan Besar Amerika di Rusia mengeluarkan peringatan pada hari Kamis bahwa warga Amerika harus menghindari pertemuan besar di Moskow selama 48 jam ke depan. Kedutaan Besar AS mengatakan bahwa serangan tersebut disebabkan oleh potensi ancaman teroris di kota tersebut, namun tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai konser sebagai target potensial. Dan sekarang website kedutaan sepertinya down.

“Kedutaan Besar sedang memantau laporan bahwa para ekstremis mempunyai rencana untuk menargetkan pertemuan besar di Moskow, termasuk konser, dan warga AS harus disarankan untuk menghindari pertemuan besar selama 48 jam ke depan,” bunyi peringatan tersebut, yang juga dibuat di X oleh itu Departemen Luar Negeri AS.

“Sebagai pengingat, Saran Perjalanan kami untuk Rusia berada pada Level 4 – Jangan Bepergian,” lanjut peringatan tersebut.

Belum jelas apakah situs kedutaan tersebut tidak aktif karena dibanjiri oleh terlalu banyak orang yang mencoba mengakses situs tersebut sekaligus, mengingat adanya perhatian terhadap peringatan tersebut. Tapi sepertinya itu asumsi yang logis. Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi pertanyaan yang dikirim melalui email pada Kamis malam.

Pemerintah Rusia mengumumkan Kamis pagi bahwa mereka telah membunuh militan ISIS yang merencanakan serangan teroris di sebuah sinagoga di Moskow, menurut laporan berbahasa Inggris. Waktu Moskow. Tidak jelas apakah operasi itu ada hubungannya dengan peringatan Departemen Luar Negeri AS.

Hubungan pemerintah AS dan Rusia sangat dingin dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. Perang tersebut telah menyebabkan ratusan ribu korban jiwa di kedua belah pihak dan pertumpahan darah yang tidak akan ada habisnya. AS mendukung Ukraina dengan senjata, bantuan keuangan, dan pembagian intelijen, meskipun dukungan Amerika telah berkurang di kalangan Partai Republik yang tidak ingin menyumbangkan uang atau senjata lagi.

Partai Demokrat merilis surat terbuka kepada pimpinan SpaceX pada hari Kamis tentang laporan bahwa Rusia menggunakan Starlink perusahaan tersebut terminal satelit internet. Penjualan terminal ke militer Rusia akan melanggar sanksi AS yang diberlakukan setelah invasi ke Ukraina, meskipun CEO SpaceX Elon Musk membantah perusahaan tersebut dengan sengaja menjual terminal ke Rusia.

Kantor berita negara Rusia TASS melaporkan pada hari Kamis bahwa ekspor Amerika ke Rusia hanya berjumlah $30 juta pada bulan Januari, terendah sejak tahun 1992 tak lama setelah jatuhnya Uni Soviet.



RisalahPos.com Network