GAZA, (Foto)
Presiden Turki Recep Erdogan menggambarkan tindakan Israel di Jalur Gaza sebagai “genosida” dan bukan konflik, serta menuduh negara-negara Barat terlibat dalam kejahatan perang yang terjadi di Gaza.
“Krisis Gaza adalah bukti runtuhnya tatanan global saat ini,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Jumat, berbicara di Forum Diplomasi Antalya.
Menurut kantor berita Anadolu, Erdogan mengatakan bahwa “abad saat ini telah berubah menjadi era krisis karena tatanan internasional yang berdasarkan aturan telah kehilangan maknanya dan hanya menjadi sebuah slogan.”
“Sistem internasional saat ini, yang tidak memiliki konsep fundamental seperti solidaritas, keadilan, dan kepercayaan, tidak dapat memenuhi tanggung jawab minimalnya,” tambah Erdogan dalam pidatonya pada acara tersebut, yang diadakan di pantai Mediterania selatan Turkiye.
Erdogan menuduh negara-negara Barat mendukung Tel Aviv tanpa syarat dan “terlibat dalam pertumpahan darah melalui kebijakan munafik mereka.”
“Apa yang terjadi di Gaza bukanlah konflik, ini adalah genosida, karena perang pun mempunyai aturannya sendiri,” katanya, seraya menambahkan: “Saya berbicara tentang pengkhianatan, penargetan yang tidak terhormat, dan kebiadaban yang tidak memiliki rasa hormat.”
Erdogan berbicara tentang pembunuhan brutal terhadap warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, di Gaza, dan menekankan bahwa kepercayaan terhadap keadilan, hukum, dan ketertiban global juga telah ternoda.
Dia menyerukan perlunya pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan integritas teritorial dan sesuai dengan perbatasan tahun 1967.
“Komunitas global hanya bisa membayar utangnya kepada rakyat Palestina melalui pendirian negara Palestina,” ujarnya.
Dia menyatakan keprihatinannya atas praktik Israel di Gaza, dengan merujuk pada pembunuhan massal warga sipil yang menunggu bantuan pada Kamis lalu.
“Sebagai akibat dari serangan yang disengaja Israel terhadap pertemuan sipil, sejauh ini 30.000 warga Gaza, sebagian besar anak-anak dan perempuan, telah menjadi martir. Lebih dari 70.000 warga Palestina terluka dan sekitar 2.000.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka,” katanya.
Erdogan juga mengkritik tajam badan-badan internasional atas apa yang disebutnya sebagai impotensi dan kegagalan mereka dalam bertindak melawan Israel.
“Kita telah melihat betapa lemah dan tidak berfungsinya lembaga-lembaga internasional, seperti Dewan Keamanan PBB yang tugasnya menjamin perdamaian global, Uni Eropa dan lain-lain,” ujarnya.