Sunday, 08 Dec 2024

Israel menghalangi negosiasi, kesepakatan pertukaran masih dalam kerangka umum

RisalahPos
2 Mar 2024 21:24
2 minutes reading

DOHA, (gambar)

Pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan bahwa Israel hanya ingin menukar tahanan, sementara perlawanan menuntut diakhirinya agresi di Gaza untuk selamanya dan penarikan Israel dari Gaza selain mengizinkan masuknya bantuan, memulai rekonstruksi, dan memulangkan para pengungsi. ke rumah mereka, menekankan bahwa setiap kesepakatan pertukaran tahanan harus dilakukan dalam konteks ini.

Hamdan yang mengetahui detail perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel melalui negara mediasi yang dipimpin Qatar dan Mesir mengungkapkan, hingga saat ini perundingan masih dilakukan dalam kerangka umum.

Pejabat Hamas menjelaskan, dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera Net pada hari Jumat, bahwa tidak ada pembahasan rinci mengenai nama atau angka genap, dan fokusnya adalah pada kerangka umum sampai kesepakatan tercapai.

Dia menegaskan bahwa negosiasi tersebut tidak bertujuan untuk melaksanakan apa yang diinginkan Israel; namun lebih berorientasi pada mengakhiri agresi Israel terhadap rakyat Palestina.

Pemimpin Hamas mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden bukanlah mediator, melainkan mitra dalam agresi dan dia mungkin bertaruh pada Israel untuk menghilangkan perlawanan, namun dia gagal.

Hamdan juga memuji perlawanan Hizbullah di Lebanon selatan, dan menekankan bahwa Israel tidak mampu melancarkan agresi luas terhadap Lebanon.

Hingga saat ini, Israel masih menghalangi proses negosiasi dan berusaha mengulur waktu, dan filosofi mereka sepanjang jalur ini adalah memastikan berlanjutnya agresi di Jalur Gaza, kata Hamdan.

Pemerintahan AS telah menyadari bahwa Israel tidak mampu mencapai tujuan yang ditetapkan untuk agresi tersebut, dan bahwa seluruh operasi Israel terhadap Jalur Gaza telah meninggalkan kehancuran besar-besaran dan kejahatan genosida; Namun di sisi lain, hal ini tidak mengakhiri perlawanan di Jalur Gaza, dan tidak akan mengakhirinya, baik di Gaza maupun di Palestina.

Mengenai pengunduran diri pemerintahan Shtayyeh, Hamdan berkata, “Saya yakin pengunduran diri ini mungkin terjadi pada waktu yang tidak tepat, karena hal ini terjadi sehubungan dengan pembicaraan mengenai pembaruan otoritas, dan saya berharap hal ini tidak terjadi sebagai tanggapan terhadap tuntutan AS. . Saya menekankan bahwa tuntutan Palestina adalah untuk membentuk pemerintahan konsensus oleh faksi-faksi Palestina yang bertugas menangani bantuan dan rekonstruksi Gaza dan mengatur pemilihan umum nasional Palestina.”

Hamdan mengakhiri wawancaranya dengan pesan kepada rakyat Palestina yang memuji ketabahan mereka dan menegaskan kembali bahwa perlawanan akan terus berlanjut sampai agresi dihentikan.



RisalahPos.com Network